MESKI dilahirkan dari keluarga tidak mampu, wisudawan terbaik Sekolah Tingggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Tahun 1992 ini tetap tegar dan terus bersemangat menjalani kehidupannya. Harapan orang tua agar anaknya terus bersekolah ia wujudkan dengan baik.
“Saya tidak menyesal dilahirkan dari keluarga petani dan saya manfaatkan betul kepercayaan orang tua dan terus diwujudkan,” ujar pria meraih beasiswa sejak bangku SMP ini.
Dikatakannya berkat doa kedua orang tuanya serta kerja keras ia mendapat kesempatan menuntut ilmu di STPDN bahkan terpilih menjadi wisudawan terbaik STPDN Tahun 1992.
“Itu adalah penghargaan pertama yang saya dapatkan apalagi disematkan oleh Presiden, suatu kebanggaan tentunya bagi orangtua dan masyarakat Garut,”tambah ayah empat anak ini.
Meraih Astha Brata baginya adalah satu kebanggan lantaran prestasi itu diukur dari nilai terbaik di tiga bidang yaitu pengajaran, pengasuhan dan pelatihan. Selain itu Astha brata itu tidak dinilai diakhir saja tapi penilaiannya dimulai dari tingkat 1 sampai tinggkat 3 atau sebanyak enam semester. Prestasi tersebut diraih dengan kerja keras berjuang dan berkorban.
“Saya memiliki prinsip kalau ingin meraih prestasi, harus lebih dari orang lain. Salah satunya jika orang sedang tidur kita bangun untuk belajar dan berdo’a.
Begitu juga yang diajarkan di STPDN yakni selalu memegang kedispilinan, mental, moral, prilaku dan intregritas dengan motto prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT),”imbuhnya.
Ia mengaku senantiasa memegang prinsip yang diajarkan orang tuanya yaitu senantiasa berusaha tanpa mau menyerah lantaran orangtuanya selalu berusaha agar anak-anaknya terus bersekolah.
“Hal itulah yang membangkitkan saya untuk memanfaatkannya dengan baik. Seperti sekolah di STPDN betul-betul saya menikmatinya. Ada pepatah sunda mengatakan “ulah kumeok samemeh dipacok”, Jangan takut untuk mencoba melakukan yang terbaik. Walaupun kita berada dimana saja, Man zada wa zada artinya siapa yang berusaha sungguh-sungguh maka dia akan menang” ,”terangnya. (*/amh)
Komentar